Sensor pada Alat Infus

Sensor Pada Alat Infus


LATAR BELAKANG

Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Yang berarti sistem informasi ini berhubungan dengan interaksi antara manusia, proses algoritma, data dan teknologi. Di dalam sistem informasi manusia dapat membuat sistem-sistem yang dapat membantu dalam melaksanakan pekerjaan.
Pada makalah ini akan di bahas tentang ide yang telah di buat mengenai alat infus yang ada di Rumah Sakit. Menurut World Health Organization Rumah Sakit(Hospital) merupakan suatu bagian dari organisasi medis dansosial yang memounyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif  pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan rumah. Rumah sakit mempunyai tujuan untuk menghasilkan produk (obat), jasa (para dokter, perawat, dan petugasnya) atau pelayanan kesehatan yang benar-benar menyentuh kebutuhan dan harapan pasien dari berbagai aspek, yang menyangkut medis dan non medis, jenis pelayanan, prosedur pelayanan dan informasi yang di butuhkan.
Di dalam Rumah Sakit, terdapat berbagai alat yang di gunakan untuk melakukan pelayanan, salah satunya adalah alat infus. Infus merupakan prosedur invasif yang sering dilakukan di rumah sakit. Melalui alat infus ini, para pasien dapat di beri cairan dengan memasukkannya melalui intravena. Infus cairan intarvena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik).(Yuda 2010). Misalnya pada pasien yang mengalami kecelakaan sering menjumpai keadaan syok hipovolemik yaitu suatu kondisi dimana terjadi kehilangan cairan darah dengan cepat dalam jumlah yang cukup banyak. Tujuannya alat infus ini adalah untuk membantu memberikan cairan kepada pasien untuk menggantikan hilangnya cairan darah atau cairan lain serta zat-zat makanan dari dalam tubuh. Cairan infus mempunyai banyak jenis, diantaranya adalah asering, ka-en 1b, ka-en 3a & ka-en 3b, ka-en mg3, ka-en 4a, ka-en4b, martos-10, amiparen, aminove-600, pan-amin g.
Dalam pemberian cairan infus perawat atau petugas rumah sakit akan memeriksa dari kamar ke kamar. Di samping itu terdapat  masalah seperti kurang cepatnya dalam penggantian infus. Permasalahan ini sering sekali terjadi, dan itu akan merugikan pasien maupun rumah sakititu sendiri. Dengan begitu ide ini di buat untuk membantu para perawat, dokter maupun petugas di  rumah sakit dalam menyelesaikan masalah tersebut. Caranya adalah dengan membuat sensor pada alat infus yang pastinya tidak membahayakan pasien lalu menyambungkannya dengan mengirim sinyal ke komputer bagian pemeriksaan atau administrasi jika cairan infus akan habis, sehingga para dokter, perawat, maupun petugas akan pergi ke kamar yang cairan infusnya akan habis. Dengan begitu akan mempermudah pekerjaan dari perawat dan tindakan dalam penggantian cairan pun akan lebih cepat.



ISI

            Pada makalah ini, saya akan membuat ide tentang sensor pada alat infus, yang digunakan disini adalah sebuah sensor yang akan mengirim sinyal ke komputer. Pada prinsipnya ide ini akan membantu kerja dari manusia (perawat, dokter, maupun petugas rumah sakit) dengan cara kerja sebagai berikut:
 Sensor akan di letakkan pada tiang alat infus. Sensor ini akan mendeteksi alat infus melalui seberapa cepat cairannya menetes. Jika cairan infus menetes seperti pada umumnya, maka cairan pada alat infus masih banyak, jika cairan infusnya menetes lebih pelan, maka cairan infus akan habis, lalu sensor ini akan mengirim sinyal ke komputer yang ada di ruang perawat dan kemudian komputer itu akan berbunyi sebagai notifikasi dan muncul di monitor sisa dari cairan alat infus, kemudian pada monitor komputer di beritahukan juga kamar serta nama, jenis penyakit serta cairan infus apa yang sedang di berikan. Lalu perawat atau petugas  hanya tinggal datang ke ruang atau kamar dimana sensor itu berada dan mengganti atau menambah cairan infus itu.
Selain mengirim sinyal jika ada yang habis, alat ini juga dapat untuk melihat seberapa banyak cairan infus yang ada dengan bentuk persen yang ada di setiap alat infus beserta nama, jenis penyakit dan jenis cairan infus yang di gunakan pasien pada saat itu. Detak jantung pasien pun dapat di cek lewat alat ini. Seberapa keras atau pelannya jantung yang berdetak akan terdeteksi. Jika keadaan jantung sedang darurat maka sensor pun akan kembali mengirim sinyal pada komputer sehingga para dokter dan perawat akan datang ke ruangan itu.
Sensor pada alat ini di buat dengan berbagai cara agar aman di pakai untuk pasien tanpa adanya radiasi. Sensor ini juga tidak mengganggu ketenangan pasien, karena sensor ini tidak akan bunyi pada ruangan itu, hanya akan bunyi pada komputer di ruang pemeriksaan. Infus yang di gunakan untuk pasien yang mengalami luka kecil sampai parah akan terdeteksi semua. Tanpa harus ada suster atau perawat yang berkeliling untuk mngecek satu per satu cairan infusnya. Pengontrolan pada pasien pun akan lebih terlihat langsung dari monitor. Dalam proses mengganti cairan infus, perawat dapat melakukan pengontrolan dengan lisan tentang keadaannya yang di alami oleh pasien itu. Sehingga keamanan kesehatan pasien tidak terkesampingkan. Dan komunikasi antar pasien dan perawat pun tetap terjaga.

                      
                         
Say and Solution

Permasalahan yang sering terjadi pada masa ini sangatlah banyak, salah satunya terjadi di rumah sakit. Rutinitas yang terlalu banyak yang di lakukan oleh perawat atau dokter dalam merawat banyak pasien di waktu yang bersamaan.
Disini lebih di tekankan pada cairan infus. Infus sangatlah penting bagi para pasien, mereka butuh darah atau cairan lewat infus, bahkan mereka juga butuh makanan dan minuman yang akan di salurkan lewat infus. Jadi akan lebih baik bila ada solusi yang di buat agar para perawat tidak terlambat dalam mengganti atau menambahkan cairan infus pada para pasien.
 Agar tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pengecekan, maka dari itu di buatlah ide ini untuk membantu kerja mereka dalam mengontrol tiap ruangan, agar mereka tidak lagi harus memeriksa satu per satu pasien yang kehabisan cairan infus. Dengan memakai sensor yang di letakkan pada tiang infus akan lebih membantu dalam menyelesaikan persoalan ini.




Sumber :




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Narasi Tabel dan Grafik

Bottom-up Testing

Top-Down Testing